Dalam materi sejarah di SMA dahulu Teori evolusi menyebutkan bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Namun, seperti apa perubahan dari kera menjadi manusia jadi pertanyaan besar.
Homo habilis (dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai menggunakan tangannya") adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene. Definisi untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Mary dan LouisLeakey. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera (ape-like), H. habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka. Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, Homo erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H. habilis ini adalah nenek moyang dari manusia.
Kini misteri itu terjawab. Baru-baru ini telah DITEMUKAN sebuah fosil kerangka anak kecil berusia sekitar dua juta tahun yang diyakini sebagai spesies baru hominid — gabungan primata dan manusia. Hebatnya, fosil itu relatif utuh, bukan hanya bagian-bagian tulang atau gigi.
Para ilmuwan yakin, kerangka tersebut adalah tipe nenek moyang manusia yang belum diketahui sebelumnya yang memasuki tahapan lanjutan manusia kera menjadi manusia, atau disebut juga Homo habilis. Ahli yang meneliti kerangka itu mengatakan, karakteristik Homo habilis, yang muncul 2,5 juta tahun lalu adalah tahapan kunci dalam evolusi manusia. Penemuan ini diharapkan bisa mengisi kekosongan dalam sejarah evolusi manusia.
Fosil hominid yang ditemukan sebelumnya hanya berupa fragmen tulang, sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuwan menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang manusia ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki.
Kerangka tersebut ditemukan Profesor Lee Berger, dari Universitas Witwatersrand, ketika mengeksplorasi sebuah gua di Sterkfontein, wilayah Afrika Selatan, dekat Johannesburg. Gua yang mengandung kapur itu diyakini faktor penting yang menjaga keutuhan kerangka. Penemuan ini sangat signifikan, sampai-sampai Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengundang beberapa ahli universitas untuk melihat fosil itu secara langsung. Kampanye lewat media dan dokumenter televisi juga sedang dipersiapkan.
Professor Phillip Tobias, satu dari tiga ahli yang kali pertama mengidentifikasi Homo habisis pada 1964 mengatakan, penemuan tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa. “Penemuan sebuah kerangka, alih-alih hanya gigi atau tulang lengan, adalah hal yang sangat jarang,” kata dia, seperti dimuat laman The Age, Senin 5 April 2010.
Sementara, Dr Simon Underdown, ahli evolusi manusia dari Universitas Oxford Brookes mengatakan penemuan baru ini membantu para ilmuwan lebih memahami pohon evolusi. “Penemuan seperti ini membuat kita makin memahami nenek moyang kita di masa-masa mereka berkembang menjadi manusia untuk kali pertamanya,” kata dia.
Penemuan ini adalah yang paling penting dan signifikan sejak penemuan fosil utuh berusia 3,3 juta tahun yang diberi nama Australopithicus, atau yang juga dikenal dengan julukan ‘kaki kecil’ pada 1994. Penemuan besar lainnya adalah tengkorak utuh dari 2,15 juta tahun lalu berjenis Australopithecus africanus, yang dijuluki ‘Nyonya Ples’, pada tahun 1947.
wooww. good artikel bro
BalasHapuswah mengejutkan ya..
BalasHapuspenemuan yang langka...
makasih semuanya....
BalasHapussemoga bisa menambah ilmu buat kita semua....
hehehehe........
wow penemua yg sangat berguna.....
BalasHapushahahahahah sekarang sudah tau semua asal usul kita semua....^_^
hahaha....
BalasHapusiya gan...
gk dari monyet lagi....
hehehe.....